Kamis, Februari 26, 2009

Negeri Baliho

Black CoMMuNity---

Pemilu di ambang mata. Seperti biasa, menjelang pesta demokrasi banyak bendera, poster, dan media iklan serupa dari partai ato caleg peserta pemilu. Tapi taon ini negeri kita seperti negeri baliho nan penuh warna. Di jalan, trotoar, tiang listrik, pohon, dan tempat potensi lain banyak menggantung bendera ato baliho.


Entahlah. Gue belom bisa menerka partai mana yang benar-benar pure. Satu hal yang pasti, seluruh peserta pemilu selalu menjual nama rakyat. Gue bukan apatis ma pemilu. Tapi, masih rada skeptis aja.

Golput, menurut prediksi para pakar mencapai 40 persen. Wow. Ini bukan angka yang kecil. Wajar, masyarakat banyak yang kecele dengan janji2 pejabat. Para penjual angin surga itu pada sadar gak ya kalo janji=hutang. Hutang akan terus dimintai pertanggung jawabannya hingga yaumil akhir. Bahkan, seseorang dapat terhalang masuk surga lantaran hutang.

Sekali lagi, entahlah. Bukan kompetensi gue untuk menagih hutang-hutang itu. Bukan wilayah gue untuk menjus seorang pejabat baik ato buruk. Tapi, mungkin, tidak berlebihan jika gue boleh katakan negeri ini seperti negeri baliho.

Negeri penjual angin surga. Dan, masih terlalu dini untuk membuktikan apakah angin itu benar-benar dari surga ato neraka. Gue punya angan-angan, alangkah indahnya kalo negeri ini bisa mengadopsi sistem pemerintahan di Iran.

Warisan Ayatullah Khomaeni itu, tidak berlebih untuk diadopsi. Apalagi kita negeri Muslim dengan mayoritas. Opps bukan brmaksud memarjinalkan agama lain di negeri ini. Tapi demokrasi yang kita adopsi dari AS, terbukti manjur; hasilnya corat marut.

Kadang aneh juga, blom pernah AS dipimpin seorang wanita. Tapi kenapa kita sebagai sebuah negeri imitator, nge gembar gembor soal pemimpin wanita. Ini bukan bermaksud menyinggung salah satu capres nanti. Tapi, come on. Open ur eyes. Open ur mind.

Ala kuli hal, meski ini negeri baliho gue tetep cinta. Meski optimisme itu mulai menipis, gue masih punya wish. Gue masih percaya harapan itu ada. Dimulai untuk tidak golput. Smoga..

© Mahkamah Hati - Template by Blogger Sablonlari - Header image by Deviantart