Minggu, Maret 29, 2009

Mengelola Bantuan

Black CoMMuNity---

Baru aja diskus ma kawan. Ia salah satu orang terdekat Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh dan Kepulauan Nias, Kuntoro Mangkusoebroto. Ia sendiri aktif sejak awal berdirinya BRR.

Diskusi mengalir. Tiba-tiba fokus kita tertuju pada korban bencana Situ Gintung. Banyak bantuan yang datang untuk meringankan korban. Sayang, bantuan itu terkesan membawa bendera masing-masing. Ini sah-sah saja. Bahkan bagus, masih banyak yang memiliki empati.

Tapi, alangkah elegannya jika bantuan yang ada dijadikan satu bendera. Tak bias dengan beragam kepentingan. "Maksudnya gimana?" gue bertanya. Ia menjelaskan, bukan bermaksud negatif. Namun, bantuan yang datang dengan membawa bendera tentu 'ada udang di balik batu'.

Bisa coba cara lain kan, katanya. Ia memberi contoh, bisa aja kan Carefour, Makro atau mini market terdekat di sekitar lokasi bencana ditutup. Lantas, semua yang ada di sana diserahkan kepada korban tergantung kebutuhan. Biayanya ditanggung pemerintah.

Jika ada yang datang memberi bantuan, tolak dulu jika tak sesuai kebutuhan. "Nah, yang terjadi saat ini kan tidak begitu." Bantuan datang dari mana-mana, membawa bendera masing-masing. Koordinasi terkesan kurang berjalan.

Coba hitung biaya dan waktu yang terbuang dengan sistem bantuan seperti saat ini. "Kalau bantuan difokuskan satu pintu, tentu lebih rapih," kata dia. Di luar negeri, katanya, mini market terdekat dioptimalkan sebagai posko bantuan darurat.

Biaya ditanggung pemerintah dan mini market itu untuk sementara ditutup bagi umum selama proses bantuan terhadap korban bencana berakhir. Jika mini market itu tidak lagi mampu mencukupi, baru bisa mendatangkan bantuan dari tempat lain.

"Jika hanya mie, selimut, air mineral, masa sih mini market itu tak punya," kata dia. Banyak contoh lain manajemen bantuan terhadap korban bencana yang masih kurang efektif. "Seharusnya kita bisa mengadopsi sistem yang lebih efektif dan efisien sesuai kemampuan dan kebutuhan."

Ya ya ya, gue paham maksudnya.. Dan, mudah-mudahan sistem pengelolaan bantuan terhadap bencana di negeri ini bisa lebih baik. Tanpa maksud apapun, kepentingan secuil apapun. Dengan ihklas lillahi ta'ala. Mungkinkah? Pembaca sendiri yang menilainya :-P

© Mahkamah Hati - Template by Blogger Sablonlari - Header image by Deviantart