Selasa, Maret 24, 2009

Sakit

Black CoMMuNity---

Suatu ketika khatib shalat Jumat memberikan tausiyahnya ihwal sakit. Kondisi fisik yang lemah, katanya, jangan lantas menyebabkan seorang Muslim lupa dengan ibadahnya. Sakit boleh jadi lantaran dua hal: Untuk menghapuskan dosa-dosanya atau menguji keimanannya.

Semua tentu sepakat, tak ada yang ingin merasakan sakit. Entah flu, alergi, maag, apalagi menderita kanker kronis. Apapun nama dan jenis penyakitnya, kita pasti enggan untuk bersamanya. Apalagi penyakit hati. Naudzubillah..

Banyak orang, termasuk saya, kadang mengeluhkan kondisi tubuh yang tak semestinya. Demam tinggi, misalnya. Ini jelas akan menganggu aktivitas lahiriah yang biasa dilakuakan secara rutin. Beribadah pun, kadang, merasa sulit. Meski terserang sakit, salah satu ibadah tetap harus dilakukan.

"Contohnya berdzikir," kata sang khatib. Selain itu ibadah shalat dan ibadah lainnya tetap harus dilakukan. Namun, lanjutnya, saat seorang Musli sakit selaiknya lebih mampu meningkatkan kualitas dzikirnya. "Bisa perlahan atau dalam hati."

Salah satu pujangga Islam terkemuka, Malik bin Ar Rayyib, pernah melantunkan syairnya ketika sakit. Katanya, "Aku telah menggadaikan petunjuk Allah dengan kesesatan. Padahal aku pernah bergabung dalam pasukan Utsman bin Affan."

Ia tak mengeluh. Sebaliknya justru menyalahkan diri sendiri dan menyesali sesuatu yang dianggapnya dosa. Banyak orang ketika sakit baru menyadari kesalahannya. Bersyukurlah. Karena lebih banyak lagi yang sakit, tapi menyalahkan orang lain. Menggerutu atau bahkan menyalahkan Tuhan. Naudzubillah.

Bagi Muslim, sakit bukanlah bencana. Selaiknya bisa lebih melakukan kontemplasi diri dan meningkatkan kualitas keimanannya. Tak mudah, tapi tak sulit dicoba. Hanya Allah yang maha menyembuhkan: Fisik, hati, maupun kejiwaan. Wallahu `alamu.

© Mahkamah Hati - Template by Blogger Sablonlari - Header image by Deviantart