Ass, all.
Serem juga ya, kalau ngikutin berita. Pembunuhan menjadi hal biasa,
kejahatan ada dimana-mana, perpecahan kian menggurita.
Entah karena moral bangsa yang kian terdegradasi
atau karena menggilanya tren ubud dunya (cinta dunia),
apa pun akarnya, aku  semakin  prihatin.
Jadi inget saat era 80-an. Ada berita tentang satu pembunuhan aja, seremna minta ampun.
Orangtua, keluarga, tetangga, kawans, pada panik. Tapi sekarang?
Mutilasi seperti agenda rutin yang dilakukan penjahat gila. Kita, yang mendengar berita itu
hanya khawatir sesaat. "Wah, mutilasi lagi. Sadis ya." Mungkin hanya kata itu yang terlontar.
Setelah itu, kehidupan kita biasa lagi. Seperti tak terjadi apa-apa.
Begitu pun dengan pangkal dari pembunuhan.
Hanya karena uang seribu rupiah, orang bisa tega mencabut nyawa.
Lebih sedih, saat menyaksikan dagelan elit yang kerap saling tuding.
Curiga buta di pelupuk mata, bisa menyebabkan fitnah.
Curiga buta masih dipelihara. Akibatnya, kita saling cerca,
saling maki, atau saling sikut. Masing-masing mengklaim sebagai pihak yang paling benar.
Gara-gara curiga buta, perkawanan kita runtuh. Isu-isu persatuan dan kesatuan hanya
simbol belaka.
Hanya diperingati per 28 Oktober; Sumpah Pemuda. Tak percaya?
Karena tak suka dengan si A, si B akhirnya menjauh dan membuat kelompok sendiri.
Karena menganggap kelompok C tak sejalan, kelompok D sibuk menyalahi kelompok C.
Curiga buta sangat bahaya. Bisa timbul konflik, pembunuhan, hingga perpecahan.
Mari kita hilangkan semua itu. Berbeda adalah rahmat. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Berbeda itu indah. Tinggal bagaimana kita menyamakan persepsi. Mari saling instropeksi,
mari saling berbagi. Smoga kita bukan hidup di negeri sejuta curiga..
Di koran-koran dilaporkan, partai A menuding partai B !!!
Loh.. Kok masih curiga... ^_^  Wass. Tks, all.
 
 





 




 
  




 
 

 
 