Kamis, Maret 12, 2009

Kurang Apalagi?

Black In News---

Salah seorang anggota milis mediacare menuliskan rincian gaji dewan.

Ia memerinci gaji rutin dan tidak rutin anggota DPR RI.
Rinciannya, gaji rutin per satu bulan adalah;
Gaji pokok : Rp 15.500.000
Tunjangan listrik : Rp 5. 500.000
Tunjangan Aspirasi : Rp 7.500.000
Tunjangan kehormatan : Rp 3.000.000
Tunjangan komunikasi : Rp 12.000.000
Tunjangan pengawasan : Rp 2.000.000

Gaji Rutin per satu bulan: Rp 45.500.000
Gaji rutin per satu tahun: Rp 546 juta.

Gaji tidak rutin, misalnya, tunjangan membahas RUU sebesar Rp 6 juta per satu kegiatan. Belum lagi empat kali reses per satu tahun sidang, Rp 120 juta.
Ada lagi gaji ke-13, yang besarannya sekitar Rp 16 juta lebih.
Diduga gaji per tahun bisa mencapai Rp 1 miliar. Wow..

Aneh, selama ini KPK telah menangkap sembilan anggota DPR.
Entah kurang apalagi untuk mencukupi kebutuhannya hingga
mereka rela berbuat korupsi.

Mari bandingkan, misalnya, dengan gaji sopir taksi.
Per hari ia harus mencari Rp 400 ribu. Jika berhasil mendapat jumlah sebesar itu, maka
ia berhak membawa pulang Rp 80 ribu. Jam kerja dimulai pukul 08.00 WIB-23.00 WIB.

Bersih, termasuk makan+rokok, membawa pulang Rp 50 ribu. Total per bulan sekitar Rp 1,5 juta. Dengan catatan, itu jika mendapat Rp 400 ribu. Jika tidak, tentu lebih kecil.
Belum lagi, uang Rp 1,5 juta itu bisa diperoleh jika dalam satu bulan tak pernah absen.

Kita lihat gaji pedagang es yang biasa mangkal di pelataran sebuah SD. Jika beruntung, ia
bisa membawa pulang Rp 30 ribu per hari. Ah, saya tak tega merinci pendapatannya selama satu bulan.

Memang, tugas dan tanggung jawabnya jauh berbeda dengan para anggota dewan yang terhormat. Tapi, dengan gaji hampir Rp 1 miliar per tahun, alasan apalagi hingga masih tega mengkhianati rakyat dengan korupsi.

Kadang, membahas suatu UU, terkesan tak serius. Buktinya? Ada anggota dewan yang kerap mangkir dan jarang absen. Tapi, urusan menerima gaji, JALAN TERUS.

Tak berlebihan sekiranya survei menunjukkan angka golput akan meningkat.
Apatisme telah menjalar ke seluruh pelosok Tanah Air. Apalagi, bila kita menengok situs janganbikinmalu2009.com

Di situ ditampilkan video dan foto terkait spanduk caleg yang [maaf] sungguh memuakkan!
Entah kurang apalagi hingga korupsi semakin liar. Pun tak tertutup kemungkinan, korupsi menjalar ke tingkat kelurahan, RW, hingga RT. Ah, smoga ini hanya dugaan!!!

© Mahkamah Hati - Template by Blogger Sablonlari - Header image by Deviantart