Black CoMMuNity---
Masalah haji berlanjut. Kendati pelayanan haji 2008 telah berakhir, tapi sjumlah masalah yang dulu sempat muncul, kini ditindaklanjuti. DPR mendukung hak angket haji yang diajukan fraksi-fraksi. Diantaranya, FPKS, FPAN, FPKB, FPDIP, FPG, FPBD dan FPBR. Tiga fraksi lain, PPP, Demokrat dan FPDS memilih tidak setuju.
Mayoritas fraksi menilai, angket harus diajukan karena ada dugaan pemerintah telah melanggar aturan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji. Seperti diberitakan di sejumlah media, pelaksanaan haji tahun lalu tak seperti yang diharapkan.
Banyak keluhan yang dilontarkan jamaah. Saat saya meliput jamaah kloter I yang datang di Bandara Soekarno Hatta, beberapa waktu lalu, mayoritas jamaah mengeluhkan jauhnya pemondokan. Bahkan ada jamaah yang menginap sekitar 18 km dari Masjidil Haram.
Hanya sekian persen jamaah yang beruntung dapat pemondokan di ring 1. Dari masalah ini timbul efek domino. Antara lain, ada jamaah yang sempat mendapatkan makanan yang masih kurang laik. Masih buruknya pelayanan transportasi dari pemondokan ke Masjidil Haram dan sebaliknya.
Ulah sopir yang meminta bayaran tinggi. Suplai air di beberpa pemondokan yang belum maksimal hingga muncul masalah saat ingin kembali ke Tanah Air. Sejumlah penerbangan terlambat. Bahkan ada yang telat sampai 38 jam. Subhanallah. Begitu banyak ujian yang dirasakan dari jamaah.
Depag mengklaim tidak mudah mengurus ratusan ribu jamaah di negeri orang. Saya sepakat. Smoga masalah yang muncul tidak terulang. Smoga dengan kedekatan hubungan Arab-Indonesia plus belajar dari pengalaman, pelayanan haji tahun ini dan seterusnya tidak seperti dulu. Smoga..
Langkah pertama yang harus dibuktikan Depag; menurunkan ongkos haji tahun ini. Masih dibahas dan kita harapkan hasilnya menguntungkan seluruh pihak. Selanjutnya, pemondokan harus benar-benar diperhatikan. Indonesia bangsa besar.
Jangan membuat malu nama bangsa di depan jamaah lain. Seperti kasus kelaparan jamaah haji tahun 2006 lalu. Mari kita berdoa. Berikan dukungan dan solusi bersama. Menuding dan menyalahkan bukan tindakan bijak. Bukan cara-cara yang elegan.
 
 





 




 
  




 
 

 
 