Kamis, Maret 19, 2009

Gue Muji, Die Keki, Kenape

Black CoMMuNity---

Senang rasanya bisa sedikit tertawa. Wakakakak...
Ketawa gue kali ini ada sedihnya juga. Lucu tapi sempat berpikir aneh.
Ceritanya begini, dari salah satu milis yang gue ikutin ada postingan yang kocak.

Suatu ketika, gue memuji sebuah metode salah satu partai dalam memperkenalkan para calegnya. Informasi metode partai itu, sebelumnya diposting di milis yang sama. Bagi gue, suatu hal yang positif, tidak ada salahnya kita dukung, syukur kalo kita bisa menghargainya. Dengan memuji, misalnya.

Nah, gue coba untuk melakukan itu; memuji partai terkait. Selama metode dan partai terkait tidak merugikan pihak lain, toh, sah-sah aja kan kita puji. Apalagi, metode itu sesutau yang konstruktif. Tidak mengganggu apalagi bertujuan destruktif.

Sementara Islam pun menganjurkan umatnya untuk berbuat baik kepada seluruh manusia. Misalnya, melalui lemparan senyum, saling sapa, salam, atau saling memuji. Bukan gombal. Pun jangan saling mengejek. Apalagi menciptakan konflik. Hoho jangan ah.

Nah, ketika gue memuji metode partai itu, ada salah seorang milister yang keki.
Maksudnya, ada Mr. X yang menyindir metode itu. Termasuk menyindir gue, haha. Gak masalahlah orang nyindir ato apalah.

Tapi, jadi kocak ketika sama sekali gue gak menghina si Mr. X, tidak menyindir Mr. X. Bahkan, berhubungan dan saling komunikasi pun, belum pernah. Anehnya kenape tau-tau dia bales postingan gue yang memuji partai dan metode barunya itu.

Oalah, gak ada angin gak ada ape, tu orang kayak disamber geledek. Si Mr. X anggap metode itu biasa saja, bukan sesuatu yang cerdas. Malah die menghasiani gue kalau partai yang gue puji itu kalah.

Gubrak!
Sabodo amat partai itu menang atau kalah. Gue cuma mau muji. Titik. Gak pake koma, gak ada spasi. Gue cuma ngedukung sesuatu yang konstruktif. Menyimpan harapan Indonesia lebih baik. Yah, misalnya mempelopori kampanye dengan ramah lingkungan. Dan, banyak harapan lain.

Eeeaalah, pas gue muji malah ada yang keki. Aneh. Kocak. Gak habis pikir. Gue balas tuh postingan, apa dia pengen gue puji juga? Hahahaha. Alhamdulillah, ternyata pujian gue mahal ya. Pe ada yang ngiri, keki.

Gue ketawa. Tapi seperti yang tadi gue bilang, gue juga sedih. Kenapa jika ada sesuatu, seseorang, atau suatu kelompok ingin berbuat hal konstruktif, masih ada saja yang tidak mendukung. Alih-alih mendukung atau memuji. Si Mr. X justru keki.

Mungkin, inilah salah satu watak Indonesia yang tidak ingin maju. Tertinggal. Tidak ingin memperbaiki diri, meningkatkan kualitas dan kapasitas diri. Hanya menanam iri dan dengki.
Lupa dengan sebuah etika, tata krama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Termasuk tentang hak dan kewajiban moral. Moral itu berupa budi pekerti atau kelakuan makhluk hidup.

Sedangkan, dalam wikipedia.com disebutkan; etika adalah membahas tentang perilaku menuju kehidupan yang baik, yang di dalamnya mengandung aspek kebenaran, tanggung jawab, peran, dan sebagainya.

Kadang masih ada dalam ranah diskusi yang kurang memperhatikan hal ini. Apalagi di dunia maya, seperti milis atau situs jejaring sosial lain. Ah, semoga dugaan gue salah. Smoga kekinya Mr. X; kritik membangun buat gue.

Sebab gue tetep takut. Inget sama sebuah tulisan sufi terkemuka, Jalaludin Rumi. Ia pernah menuliskan; manusia banyak memiliki penyakit hati. Iri, dengki, atau keki, salah satunya. Aha, mudah-mudahan Mr. X itu tak memiliki penyakit ini.

Sekali lagi. Gue muji, die keki. Kenape? Smoga tidak ada penyakit hati diantara kita, amin.

© Mahkamah Hati - Template by Blogger Sablonlari - Header image by Deviantart