Kamis, Maret 19, 2009

Gila Nge-Buk

Black CoMMuNity---

"Gila Bola." Ini kerap kita dengar pada tayangan salah satu iklan rokok. Dalam pariwara itu, dipertontonkan adegan seorang bintang iklan yang seakan-akan nekat memukul duren yang jatuh dari sebuah truk. Duren, barangkali, dianalogikan sebagai bola. Dan, banyak varian iklan serupa yang menggambarkan 'gila bola'.

Kini realita tayangan itu sepertinya terjadi di dunia nyata. Tapi, bukan gila bola. Melainkan gila nge-buk [baca; facebook]. Apakah ini salah? Entahlah. Tergantung siapa dan dari sudut pandang mana kita melihatnya.

Terlepas salah atau tidak, jumlah umat facebook kian menggila. Pengikutnya hampir tak bisa jauh dari layanan jejaring sosial ini. Fb; istilah umum untuk menyebut facebook.com ini benar-benar membuat orang terlena.

Saking cintanya dengan fb, hampir setiap saat kegiatan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakannya selalu ditulis. Sama halnya dengan seseorang yang sedang jatuh cinta dengan plurk.com, dan situs sejenisnya.

Fb, plurk, ato yang lain menjadi incaran para netter. Namun, penggemar fb sepertinya lebih beragam. Tak mengenal jenis usia, kelamin, profesi, agama, suku, partai, atau golongan manapun. "Aku kesiangan," begitu tulis seorang netter dalam laman fb-nya.

Ia menuliskannya, tepat setelah bangun tidur. Belum sikat gigi, belum mandi, belum shalat, belum sarapan, bahkan mengaku kesadarannya dari tidur belum sempurna. Kata orang, nyawanya belum nyambung.

Ah, ada-ada saja. Meski kesadarannya belum pulih, ia seakan-akan harus tetap membuat laporan pada dunia tentang apa yang dialami atau dirasakannya.

Setelah 'bakteri' friendster hampir tak diminati, si Mark Zuckerberg, penemu dan pengelola facebook, justru tersenyum. 'Virus' fb yang diciptakannya kian mendunia. Tren gila nge-buk telah menghipnotis ratusan juta umatnya. What next?

Smoga apapun layanan teknologi berikutnya, tak membuat penikmatnya meninggalkan ibadah. Termasuk tetap melaksanakan kewajiban rutin serta kegiatan sosial lainnya. Jangan sampai saat terlelap pun, masih dibayangi kecanduan teknologi serupa.

Waspadai juga, apapun yang diposting, bisa dilihat milayaran pasang mata. Jangan sampai data-data yang ada di laman fb dan sejenisnya disalahgunakan pihak lain. Transparansi informasi mengandung konsekuensi yang dahsyat.

Apapun jenis datanya; video, foto atau teks lain. Sekali muncul di internet, sulit untuk menghapusnya kembali.

Seperti blog pribadi anggota DPR, Abdul Hadi Djamal, yang menggunakan fasilitas dari blogspot.com. Anggota dewan yang disebut-sebut koruptor ini, meradang. Termasuk keluarga dan pembelanya.

Saat awal ditangkap KPK, situsnya penuh makian, cacian, maupun pembelaan. Tak lama berselang, blog itu merubah isi dan tampilannya. Tapi tampilan lama tetap masih bisa diakses karena
history-nya tersimpan dalam database.

Mari kita ikuti dan optimalkan kecanggihan teknologi informasi dan tetap mengacu sesuai kebutuhan saja. Tak perlu bersikap berlebihan sampai-sampai mempermainkan waktu. Jangan sampai ingat kepada kerabat di dunia maya, tapi lupa pada tetangga sebelah yang teriak kelaparan.

© Mahkamah Hati - Template by Blogger Sablonlari - Header image by Deviantart