Jumat, Maret 20, 2009

Guru; Catatan Kecil untuk Kerabat


Black In CoMMuNity---

Dalam Teori Belajar Behaviouristik, ditekankan tingkah laku manusia. Salah satu tokoh berpengaruh dalam teori ini, Skinner (1904-1990). Skinner berasumsi bahwa sebuah reward dan rierforcement merupakan hal krusial dalam proses belajar mengajar.

Dicontohkannya, pada teori ini sang siswa dapat bersikap lebih rajin bila diberikan penghargaan oleh gurunya. Misalnya dengan memberi nilai tinggi sesuai prestasinya.


Reward lain yang lebih berharga bagi para siswa adalah perhatian khusus yang tulus dari gurunya. Bukan perhatian khusus karena dipicu rasa 'suka'. Bukan itu. Tapi perhatian tulus bagai kasih ibu kepada buah hatinya.

Ah, jadi ingat seorang kerabat di Gresik, Jatim, yang berprofesi sebagai guru. Ia diamanahkan untuk mengajar pelajaran Bahasa Inggris di sebuah SMP Islam di daerahnya. Belum lama ia mendengar para muridnya mengeluhkan kegalauan hati.

Sejumlah murid merasa kurang nyaman dengan pergelokan di antara kawannya sendiri. Seperti ABG lain, si A kurang cocok dengan si B. Si C tak pernah sependapat dengan si D, dan seterusnya. Timbullah gap sesama murid.

Mungkin, karena merasa jiwanya terpanggil, kawanku itu mengumpulkan para muridnya yang berselisih. Ia menempatkan dirinya menjadi pendengar yang baik. Pendengar yang bijak. Satu-dua siswa mulai bercerita tentang kegundahan hati yang dialaminya.

Tiga-empat, dan hampir seluruh muridnya mengeluarkan penat yang merangsek masuk dalam jiwa. Kepenatan itu dikeluarkan, kerisauan itu dibagikan. Para muridnya juga mengisahkan faktor utama yang membuatnya terkooptasi. Sulit melebur. Dan, masing-masing membuat kelompok sendiri.

Setelah semua masalah diuatarakan, guru itu memberikan wejangan. Tak terasa satu per satu siswanya menangis. Butiran air matanya tak terbendung. Seperti ritual lebaran, tanpa dikomando seluruh siswa saling memaafkan. Tak ada benci. Tak ada lagi sekat-sekat cinta.

Duhai guru. Engkau memang sungguh mulia. Tak hanya mendidik, mengajar, dan membimbing. Tapi sosok guru turut berjasa menjadi lentera dalam kehidupan setiap muridnya. Memberikan air sejuk dalam dahaga siswanya.

"Terpujilah wahai engkau bapak ibu guru." Inilah salah satu penghargaan bagi sosok guru, yang diabadikan dalam sebuah lagu.
Salutku untuk seluruh guru. Termasuk salah satu kawanku itu.

Tapi sayang, dalam sebuah komunikasi via seluler, ia pernah mengatakan profesi menjadi guru memang telah dinikmatinya. Namun ia mengaku belum mencintainya.
Bahkan di awal karirnya, ia sempat mengundurkan diri, sebelum akhirnya kembali memutuskan menjadi guru.

Ku berharap, kelak ia dapat mencintai pekerjaan mulianya itu. Apalagi, ia telah menjadi ibu bagi seluruh muridnya. Karena kapan dan di manapun murid pasti selalu membutuhkan gurunya. Sosok orangtua pengganti. Sosok mulia yang terus abadi sepanjang masa.

I dedicated for Qisthi "Mother of Hellokitty" :D.

Berusalah mencintai profesimu,
dan tetaplah menjadi guru
hingga engkau menemukan liang lahat
.

Banggalah pada profesimu, yakinlah.
Kelak ketulusanmu akan diganjar dengan pahala berlipat.

The faith will remove mountain, isn't? Smoga.
Al Fatihah...
^_^

© Mahkamah Hati - Template by Blogger Sablonlari - Header image by Deviantart