Rabu, Maret 18, 2009

Kotaku Yang...

Black CoMMuNity---

Luas Jakarta sekitar 650 km per segi. Jumlah penduduk per 2007 hampir delapan juta jiwa. Pertumbuhan penduduk per tahunnya sekitar satu persen lebih. Jumlah kendaraan pada tahun 2010 diprediksikan mencapai lima juta lebih.

Jakarta, kian banyak penduduknya, kian tak terbendung kendaraannya, semakin sempit jalanannya; MACET.
Utawa saling serobot, saling klakson, saling menyalahkan di jalan raya. Padahal, bukankah maju dan makmurnya sebuah kota, sebuah negara, bisa juga dilihat dari frekusensi peradaban mereka saat di jalan raya?

Jakarta sebagai barometer Indonesia justru menjadi cermin kebobrokan etika dan santun di seputar jalan raya. Menjadi pionir kesemrawutan lalu lintas. Keamburadulan berkendara.


Bagaimana dengan kejahatan? Angka kriminalitas pada 2007 sekitar 50 ribu lebih kasus. Terbanyak curanmor. Diikuti penipuan, pencurian dan pemberatan, penggelapan, penganiayaan berat, pencurian dengan kekerasan, serta perjudian. Wow..

"Kota yang kutinggali, kini tak ramah lagi," itulah salah satu lirik lagu Iwan Fals. Sepakat Bang. Jakarta, kota macet, yang penduduknya tak lagi ramah, yang pembunuhan telah menjadi hal biasa. Yang banjir tak serius dibenahi, yang kendaraan enggan dibatasi. Yang siaran televisinya minim nilai edukasi, yang politikusnya, bisa jadi, membodohi dan membohongi pemilihnya.

Gue tetep berusaha mencintainya. Karena gue yakin perubahan massif ke arah yang lebih baik akan segera tiba. Meski belom tau kapan. Meski optimisme itu mulai menipis. Kotaku yang kian sesak untuk bernafas, sulit mncari baiaya hidup, pusing memikirkan biaya pemakaman.

Pemimpin kotaku yang... berubahlah. Benahilah kota ini, bersama. Segera. Secepatnya. Agar tak ada lagi yang tambah tersiksa. Tak pula banyak menanggung beban dosa.

Dosa? Siapa dia? Anak mana itu? Dari partai apa? Maaf, Dik. Saya tak kenal dosa.
Saya sedang buru-buru.
Uopfffsss...^_&..

© Mahkamah Hati - Template by Blogger Sablonlari - Header image by Deviantart